Belajar Menjadi Lembut

“Apakah aku jahat?”
“Orang itu tidak pernah berhak menyalah- benarkan orang lain. Tapi bagiku kamu baik”
“Tapi akhir- akhir ini aku merasa menjadi sesosok penyihir  yang jahat. Aku merasa kalo ngomong itu teriak- teriak. Kasar banget ya hiks. Padahal ngga bermaksud”
“Oalah, belajar jadi orang yang lembut. Bertemanlah dengan orang- orang yang berlaku dan bertutur lembut. Lembut tapi tidak lemah”
“Udah. Tapi tetap saja aku kurang bisa mengatur lisanku. Kan kasihan kalo orang lain mendengarnya jadi sakit”
“Sebenarnya kalo teriakmu membawa manfaat, ngga salah juga sih. Siapa tau yang kupingnya bermasalah gitu jadi lebih denger hehehe”
“Tapi kan kita mesti lemah lembut, mbak”
“Nah itu. Kita kembali ingat bahwa kita- perempuan- diperintah Allah untuk menjaga tutur dan laku. Jadi yuk lebih berhati- hati. Note to my self juga sih”
“Ahsek mbak kata- katamu bikin aku ketawa”
“Wkwk. Pokoknya kalo melakukan sesuatu sambil dibayangin juga kalo hal itu kita terima dari orang lain gimana rasanya. Hiuhiu. Kita memang tidak pernah selesai untuk belajar memahami orang lain. Oh iya kalo missal menurut kita udah baik, lanjutin aja. Persepsi orang memang tidak pernah dapat kita atur, yang ada hanya kita yang perlu terus belajar memahami”
“Sebenarnya aku bukan dengar dari orang, tapi perasaanku aja”
“Alhamdulillah, berarti Allah berbaik hati membuka hati kita dengan sendirinya. Semoga perasaan sadar segera diiringi laku yang membaikkan. Semangat ya”
------------------------------------------------------
Mengapa sih kita harus belajar menjadi perempuan yang lembut? Karena lembut itu mendekatkan dua hati dalam jarak sempit yang bernama kasih sayang. Asik banget ngga sih hehehe.

Dalam buku yang pernah aku baca – amel tumben nih lagi agak lurus pikirannyaSiapa aja yang merawat kasih sayang dan mengedepankannya, maka ia digolongkan oleh Allah sebagai orang yang berhak mendapat kasih sayang dari-Nya. Gilsss! Siapa yang ngga mau coba? Pasti se- jomblo apapun orang dan dianya ngaku ngga pernah ngerasain yang namanya kasih sayang, pasti tetep ngiler bombay kalo mendengar janji Allah yang satu ini. Iya ngga? Ngaku aja! Haha. Nah untuk mendekatkan diri dalam kata kasih sayang, tentunya kita perlu suatu upaya. Kalo dikira- kira upaya apa yang bisa kita lakuin agar kita bisa saling menyayangi? Iyap! Dengan menjadikan diri kita sesosok manusia baik yang lembut. Terdengar pencitraan gitu ya, tapi ini beneran. Hehehe.
Jadi udah dapat kita simpulkan bahwa belajar untuk menjadi lembut itu sebuah keniscayaan. Note to ourselves nih- perempuan- perempuan yang katanya banyak menjadi kandidat penduduk neraka. Haduh kok sereeeem. Ya begitu lah, ternyata banyak sekali hal yang memang harus kita lakukan lebih dan lebiiih hati- hati, termasuk salah satunya menjadi perempuan yang lembut.
Kita harus lembut dalam apa aja? Tentunya lembut dalam hati, tutur, dan juga laku. Mungkin banyak dari kita sering melihat mbak- mbak yang memiliki ketiga sifat tersebut lalu berpikir “udah alim dari sononya keleus. Kalo aku kayak gitu, bisa dibilang pencit sama seluruh penduduk bumi”. Hmm, ngga salah sih, cuma sayang aja kalo sampai berpikiran seperti itu. Bukankah semua hal itu menjadi bisa terlatih kalau dilatih? Bukankah semua hal itu menjadi kebiasaan kalau dibiasakan? Begitu juga dengan ketiga sifat lembut tersebut. Se- kelam- kelamnya kita di masa lalu, percaya aja, kalau selalu ada jalan terang kalau kita mau menjemputnya ini asik banget ciyus wkwk.  Jadi untuk siapapun kita, jangan menyerah di awal ya untuk menjadi perempuan yang lembut.
Kalau mau contoh, kita selalu ingat bahwa kita punya Rasulullah yang menjadi panutan terbaik. Kalau beliau ngga lembut, ngga mungkin kan banyak orang yang dengan senang hati mereka mengikuti ajaran beliau.
Allah pernah menjelaskan dalam surat-Nya QS Ali Imran: 159.
“Maka, disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah menyukai orang- orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
Udah jelas banget kan, Allah The One And Only pemilik alam semesta ini memerintahkan kita untuk menjadi orang yang lembut. Untuk caranya? Kita bisa memulai dari hal- hal kecil. Dari perilaku kita, cara bicara kita, dan prasangka- prasangka yang kita bentuk ketika berinteraksi dengan orang- orang di sekitar kita.  Yuk berbenah! Karena sejatinya kita memang tidak pernah selesai untuk berbenah! :)

Sumber : baca- baca bukunya Nayla Camelia Rahmah yang judulnya Celengan- celengan Akhirat untuk Muslimah. Ashyique wkwk.

Comments

Popular posts from this blog

Book Review : Art of Dakwah

Menghadapi Perempuan