Percaya Diri Belajar Memasak dengan Yummy App

        Genap sudah 1,5 tahun saya merantau di sini. Lahir dan bersekolah di Jogja, kuliah di Jakarta, dan kini menjalankan peran sebagai abdi negara di salah satu kabupaten kecil di Sumatera Barat, Kabupaten Pasaman. Kabupaten yang jujur baru saya dengar namanya ketika pengumuman penempatan tugas dinas kala itu. Meninggalkan hingar bingar kehidupan di Jawa dan memulai hidup baru di tanah Sumatera.

        Minggu-minggu awal rasanya tidak mudah. Sesekali menangis sendiri. Seperti tidak sedang hidup di zona saya. Masih kaget dengan segala perbedaan. Semua terasa sangat asing. Terutama tentang bahasa dan makanan sehari-hari. 

        Awal di kantor, saya tidak paham orang lain sedang berbicara apa. Mereka menggunakan Bahasa Minang sebagai bahasa sehari-hari. Iya sih, banyak yang bilang belajar Bahasa Minang itu tidak sulit. Banyak kata serapan yang hampir-hampir mirip dengan Bahasa Indonesia. Namun tetap saja, bagi saya yang orang baru kala itu, aduh, ngga paham bun. 

        Itu baru tentang bahasa. Belum lagi tentang tantangan beradaptasi dengan makanan di sini. Di mana-mana, penjual makanan ya jualnya "masakan padang". Sebuah branding tidak tertulis yang disematkan pada masakan-masakan khas Minang. Pasti familiar kan seperti apa? Yap, sayur-sayur bersantan yang biasanya lauknya ikan, ayam, atau daging yang dikemas sebagai rendang, dendeng, dll. Sebenernya bukan hal baru masakan-masakan tersebut, justru jadi makanan yang termasuk "wah banget" kalau Jawa. Tentu karena harganya yang cenderung bukan level kecil menengah. Awalnya enak-enak saja. Tapi seiring waktu berjalan, kok yang dijual ini-ini aja ya? Kabeh podo dodolan e (semua sama yang dijualnya). Jujur, saya rindu makanan-makanan rumahan biasa.

        Keluarga saya di Jogja sering menelepon, menanyakan kabar dan selalu "uwes maem durung?" (sudah makan belum). Sedih sekali membayangkan situasi rumah yang sedang ramai menyantap masakan-masakan rumahan kesukaan saya. Sedangkan di sini saya harus bertahan hidup dengan segala kerinduan dengan masakan-masakan di Jawa. Udah tiap harinya sedih, masakpun belum bisa. Gini amat yaaaak.

        Kata orang, cinta itu dari mata turun ke hati. Kata saya, bahagia itu dari perut naik ke hati. Hehe. Asalkan kita itu makan makanan kesukaan dan kenyang, indahlah itu hari-hari yang dilalui. Sepertinya perlu sebuah langkah kongkrit untuk mengembalikan kebahagiaan dari perut saya. Yaitu dengan, masak sendiri.

        Dengan modal scroll di hp, saya searching resep masakan sana-sini. Berani-berani takut. Ini enak ngga ya, ini berhasil ngga ya. Sampai akhirnya saya menemukan Yummy App. Sebuah aplikasi resep masakan oleh IDN Media yang ciamik banget! Dengan aplikasi ini kita dapat menemukan banyak sekali resep makanan dan minuman yang lengkap banget. Mulai dari makanan yang ndeso banget sampai makanan yang ala-ala bule. Uhuy. Dibantu dengan fitur-fitur yang lengkap, membuat Yummy App jadi aplikasi yang mudah digunakan.

        Untuk punya Yummy App, kita hanya perlu download di playstore/ios. Kemudian melakukan registrasi dengan mengisi informasi yang dibutuhkan atau bisa juga langsung dengan akun Facebook atau akun Google yang sudah kita miliki.

1.      Fitur Search

Akhir-akhir ini saya tiba-tiba kangen motoran keliling Jogja hujan-hujan. Biasanya berboncengan dengan adik atau teman saya. Kalau sudah vibenya Jogja syahdu gitu, biasanya yang paling dicari buat mampir adalah Sop Ayam Klaten Pak Min (orang sekitar Klaten-Jogja pasti hafal ini). Kangen banget rasanya. Berhubung sudah ada Yummy App di hp, saya coba mencari resep sop ayam. Coba ada tidak?

(gambar)

Wah banyak sekali resepnya. Bahkan kita juga bisa memfilter resep-resep berdasarkan Jenis Resep, Tipe resep, Durasi memasak, Porsi masakan, Kategori Makanan, dan juga filter Budget. Filter Budget ini dapat dipilih untuk menentukan perkiraan harga bahan makanan yang sekiranya kita miliki. Waduh pas banget nih fiturnya, kebetulan cash di kantong cuma tinggal Rp 25.000. Mari kita coba apakah bisa budget segitu untuk membuat masakan yang yummy banget!

(gambar)

Ada dong pemirsa! Saya coba masukkan filter budget Rp 10.000-30.000. Dan muncul resep sop ayam klaten yang sangat menggiurkan. Cocok banget nih filternya untuk uang pas-pasan di akhir bulan. Enak di lidah, nyaman di kantong.

2.      Fitur Memasak

Pokoknya Yummy App ini jadi teman saya sehari-hari. Selain Whatsapp yang setiap hari dibuka untuk keperluan komunikasi kerjaan, Yummy App juga jadi aplikasi harian yang senantiasa saya buka untuk teman bertahan hidup. Mantap ga tuh! Pokoknya pas lagi kondisi bingung ngga bingung, bukanya pasti Yummy App.

Pernah saya di kondisi bingung mau masak apa. Buka tutup kulkas melihat-lihat bahan apa yang ada. Di tempat saya tinggal, pasar terdekat bukanya hanya hari Kamis dan Minggu. Tidak setiap hari. Hari Kamis, saya bekerja. Sering tidak memungkinkan untuk menyempatkan belanja sebelum waktu bekerja. Oleh karena itu saya seringnya belanja di hari Minggu. Makanya selama ini memilih metode stock. Belanja di hari Minggu untuk seminggu, lalu disimpan di kulkas. Senin, Selasa, Rabu okelah stock bahan masih banyak jadi pilihan resep masak juga bisa banyak. Namun kalau sudah masuk di har-hari akhir, dahlah, masak apa yang masih ada aja.

Bahagianya, Yummy App punya fitur Masak. Di fitur ini ada Fitur Memilih Bahan. Kita bisa mengetik atau centang bahan-bahan apa yang kita punya. Minimal memasukkan 2 bahan pun, langsung bisa muncul ide-ide resep masakan.

(gambar)

Berhubung di kulkas yang masih ada adalah kentang dan kornet, maka saya memasukkan 2 bahan tersebut.

(gambar)

Wow! Muncul banyak sekali resep (perkedel kentang kornet).

3.      Fitur Tulis resep

Setelah menjadi user dari Yummy App 1 tahunan ini, kepercayaan diri untuk belajar memasak jadi meningkat. Dengan Yummy App, sudah tidak lagi bingung hari ini mau masak apa. Bahkan kegundahan hati tentang makanan di awal-awal tinggal di sini sudah tidak terasa lagi. Mengubah selera yang ada di sekitar tentu tidak mungkin, tetapi menciptakan selera yang sesuai hati bukan lagi tidak mungkin. Sekarang kalau lagi pengen makan apa dan tidak ada yang jual di sini, solusinya ya masak sendiri. Mau makanan apapun, dengan budget berapapun, dengan bahan yang apa adanyapun, semuanya bisa jadi.

Karena sudah seringnya mencoba-coba resep yang ada di Yummy App, jadi mulai berani improve sesuai selera sendiri. Di Yummy App, ada juga Fitur Tulis Resep. Katanya kreasi itu tidak mengenal batasan ruang kan? Di manapun kita, kita bisa menulis resep versi kita dan membagikan ke teman-teman di belahan tempat lain. Asik sekali!

 

Sekarang kalau ditanya keluarga atau teman di luar daerah, “apa aja hiburanmu di sana mel?”, jawab saya, “nyobain resep-resep dengan Yummy App!” atau kalau pas share story tentang masakan-masakan di sosmed, tak jarang teman reply, “wah suka masak sekarang”, jawab saya, “berkat Yummy App!”

Syukur ngga habis-habis rasanya ada aplikasi ini. Panjang umur para orang-orang di balik Yummy App dan pengguna-pengguna Yummy App! Melalui aplikasi ini, segala perasaan tidak mungkin terasa menjadi mungkin. Semoga terlahir kebaikan-kebaikan tiada henti dari segala aspek penggunaan Yummy App! Saya kasih bintang 5 pokoknya!

Comments

Popular posts from this blog

Book Review : Art of Dakwah

Menghadapi Perempuan