Pelatihan Wilayah FIM 20


Walaupun tidak ada yang tanya rasanya pasca ikut pelatwil #NoHeartFeeling, tapi bolehlah ya saya cerita-cerita sedikit di sini. Hitung-hitung buat jadi alasan senyum kalau baca baca sendiri lagi suatu hari nanti.

Kenalan Dulu
Jadi pelatwil FIM 20 merupakan akronim dari pelatihan wilayah Forum Indonesia Muda angkatan 20. Kebetulan karena saya masuk regional Jakarta, saya ikut pelatwil 2, pelatwil wilayah Bogor. Peserta dari pelatwil wilayah 2 ini adalah teman-teman dari Jabodetabek dan Kalimantan.

Oiya kalau mau tau lebih lanjut tentang FIM, sabi banget buat ceki ceki di sini

Siapa Aja Pesertanya?
Ada 115 kawan-kawan terbaik yang berpartisipasi di pelatwil ini. 22 orang dari Regional Jakarta, selebihnya dari regional lain-lain. Kebanyakan pesertanya adalah orang-orang yang masih bergelut di bangku perkuliahan dan  sudah bekerja. Karena maksimal usia peserta adalah 25 tahun, maka peserta yang sudah bekerja pun belum lama-lama banget lulusnya.

Regional Jakarta (termasuk angkatan angkatan atas)
Sejauh berkenalan selama di sana, rata-rata mereka adalah orang-orang keren! Kecuali saya. Wkwk. Founder ini lah, duta itu lah, delegasi ini lah, anak BEM itu lah, mapres univ ini lah, relawan komunitas itu lah. Yaps! FIM memberi ruang temu untuk para pemuda dari berbagai latar belakang. 

Berbagai latar belakang


Di Sana Ngapain Aja?
Pelatwil kali ini berkonsep kemping-kemping produktif. Di sana kami disediakan tenda tenda untuk kami menginap selama 4 hari 3 malam. Kegiatannya sendiri banyak banget. Ada sesi materi-materi yang menghadirkan pembicara-pembicara yang handal di bidangnya. Ada sesi workshop dan FGD. Ada sesi jalan-jalan, yaitu Bogor Adventure Journey. Ada sesi Api Ekspresi, malam pentas seninya peserta dan panitia. Ada sesi api unggunan. Ada sesi motivation training, dan lain lain. Semua sesi ini diberikan ke peserta untuk menambah ilmu-ilmu yang insyaallah berguna baik untuk diri sendiri maupun untuk kepentingan pengembangan FIM regional nantinya.

Suasana tenda tenda kami

Sesi penugasan lapangan. Fyi di sesi ini, jadi bikin inget PKL di Bengkulu haha.

Bogor Adventure Journey. Seru banget, tapi jujur : puegel e pol. Ahaha

Di sana kami dibentuk menjadi kelompok-kelompok dengan satu fasilitator. Saya masuk kelompok Pangeran Antasari yang beranggotakan 12 orang. Kelompok fasil ini jadi teman kemana mana selama kegiatan disana. Untuk kegiatan Api Ekspresi, dua kelompok fasil digabung menjadi satu. Dan kami mendapat peran Api Sumatera, jadilah kami membuat pentas drama tarian Sumatera ala-ala gitu. Hihiw.
Kelompok Pangeran Antasari dengan kearifan lokal

Api Sumatera di acara Api Ekspresi
Menari pakai lagu Cindai. Ceritanya sih tari kreasi Melayu gitu, tapi sebenarnya ngasal aja wkwk.
Yang membekas?
Semuanya membekas! Bayangkan saya, bertemu teman-teman yang hebat-hebat dan berbeda-beda dari berbagai daerah. Satu yang paling saya kagumi adalah mereka hebat walau tidak mendeskripsikan kehebatannya. Bener-bener semuanya low profil. Yash, benar kata kakak panitia bahwa "Di sini, kita ngga perlu cerita banyak tentang kehebatan diri kita. Karena teman-teman yang lain banyak lebih hebat. Di sini kita sama sama membuka gelas masing-masing, sama sama bersiap untuk isi ulang, tanpa merasa lebih hebat satu sama lain."

Lalu yang membekas lagi adalah kalimat yang diberikan oleh Kak Agus Taufiq, senior FIM sekaligus suami dari Kak Astri Mentari. Beliau berkata, "Ngga ada orang sibuk, yang ada adalah orang yang ngga memprioritaskan. Ngga ada orang gabut, yang ada adalah orang yang belum menyelesaikan tugas-tugasnya. Teman-teman, teruslah bergerak dan jangan pernah diam. Karena dalam sebuah pergerakan, diam adalah pengkhianatan."  Btw, pas denger ini rasanya jadi pengen lagi ikutan aksi hahaha. Hidup Mahasiswa Indonesia!

Pokoknya banyak yang didapat, alhamdulilah. Tentang analisis SWOT, networking, community driver, self developing, dan lain lain. Semoga suatu hari nanti beneran bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan syukur-syukur juga untuk ummat. Aamiin :")


Yang paling dirasain?
Bertemu mereka menjadikan saya sadar bahwa selama ini, diri ini masih minim semangat dan cita-cita. Atas apapun yang telah saya lakukan dan dapatkan sekarang, saya terlalu terlena dan membiarkannya mengalir begitu saja. Kalau ditanya cita-cita, mentok saya jawab ASN dan mendirikan taman baca. Padahal banyak di luar sana yang mimpinya bener-bener tinggi, banyak, dan detail. Misal :

"Aku lulus dari jurusan psikologi, sekarang lagi mendirikan startup, cita-cita jadi menteri di 2040an nanti. Jadi menteri harus paham politik dan ekonomi, jadi ya aku juga mempelajari itu sekarang."

"Aku mahasiswa jurusan ekonomi, cita citaku jadi menteri yang memajukan perekonomian Indonesia."

"Aku ingin jadi presiden RI, mendirikan masjid dan yayasan untuk anak-anak Indonesia."

Wew. Saya menangis sesenggukan pas ada peserta lain yang menyampaikan cita-cita mereka tersebut #HeartFeeling. Bukan main, euy! Mereka yang sudah paham arah hidupnya kemana dan tau harus melakukan apa yang linier untuk cita-cita mereka. Mulia juga, cita-cita yang bukan hanya untuk diri sendiri :")

Oke, habis ini didetailkan lagi ya Mel cita-citanya! Jadi ASN yang mau gimana, terus mau ngelakuin apa? #PR



Yhaaa, intinya saya merasa beruntung mendapat kesempatan mengikuti pelatihan ini. Bisa ketemu teman-teman positif dan lingkaran yang memaksa kita agar tidak cuma tidur di kamar kosan #selfreminder. Saya belum hebat, belum bisa memberikan apa-apa bahkan untuk diri saya sendiri. Semoga beneran jadi semangat meraih cita-cita ya! Negara sudah menunggu lama. Kalo kata pak Anies, "pemuda punya kewajiban untuk melunasi janji-janji kemerdekaan."

Pemuda Indonesia? Aku Untuk Bangsaku!

Comments

Popular posts from this blog

Book Review : Art of Dakwah

Menghadapi Perempuan