Cerita Tentang Amanah


Amanah datang pada pribadi yang tidak sempurna. Ia datang mungkin kepada mereka-mereka yang masih belum selesai urusannya; akademik, keluarga, lingkungan sosial, atau bahkan permasalahan pribadinya. Amanah tidak mempermasalahkan. Ia datang hanya minta untuk diselesaikan, dan bonusnya, ia membuat orang-orang yang didatanginya menjadi banyak belajar.

Saya suka kagum dengan orang-orang yang kuat dengan amanah di pundaknya. Di mata saya, mereka luar biasa keren. Mereka tidak sempurna. Karena kalau sempurna, tentu di jajaran malaikatlah mereka berada. Mereka tidak sempurna, tapi mereka mau berjalan dan mewakafkan diri untuk umat - bukan hanya dirinya.

Tulisan ini saya persembahkan untuk orang-orang yang sekarang sedang sibuk berjuang. Dari saya yang masih banyak tidur, padahal belum kontribusi apa-apa.

Subyektif banget dan banyak kurangnya. Ngga apa apa yang penting obrolin aja!

Belajar Tangguh
Kata kakak saya, kita bisa tumbuh menjadi tangguh setelah melewati masalah-masalah. Karena kalau tidak bertemu masalah, nyaman di zonanya, ya selamanya kita berada di level itu aja. Padahal dinamika dan masalah akan ditemui seiring meluasnya lingkungan dan bertambahnya usia. Jadi kalau sudah terbiasa bertemu masalah, kita akan terbiasa ditempa. Kita akan terbiasa menemukan solusi dan menghadapinya dengan santai seperti di pantai.

Manajemen Diri
Salah satu hal yang sulit dalam menjalankan amanah adalah menghadapi ego pribadi. Kita tau, kita menjalankan amanah bukan seorang diri. Namun bersama orang-orang yang juga punya egonya sendiri-sendiri. Perasaan paling benar dan minta diakui bisa jadi sering ada. Padahal kalau dipertahankan ya gimana bisa lanjut berjalan?

Nah di sinilah kita bisa mulai belajar manajemen diri. Menurunkan ego dan menumbuhkan perasaan bahwa sejatinya, kita hidup belum menjadi yang paling benar. Mencoba mendengarkan orang lain, menyetarakan visi dan misi. Di awal kita terbentuk untuk tujuan yang sama. Jangan sampai lengah apalagi ada yang lepas di tengah. Perjalanan masih panjang, teman!

Kalau Lelah, Istirahat
Kemarin saya baca dimana lupa. Intinya, banyak cerita tentang lelah dalam menjalankan amanah. Wajar. Saya juga sering wkwk. Nah kalau ceritanya begini, yang bisa kita lakukan adalah belajar untuk istirahat. Bukan malah pergi dan memposisikan diri jadi tidak terlibat.

Kalau kata Kak Kosasih, ketua saya, "Santai. Kerjakan satu per satu." Yasssh. Kita bukan sempurna yang bisa mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Orang yang bisa seperti itu ada, tapi kita ngga harus berusaha sama. Yang penting santai, dan satu per satu. Percayalah, semua akan selesai pada waktunya.

Belajar Percaya
Kalau sudah bersama rekan, berarti kita harus mulai belajar untuk saling percaya. Kolaborasi akan kokoh tidak dengan satu tiang. Kolaborasi butuh banyak tiang. Dan kita, bisa jadi tiang-tiang tersebut yang rekat mengakar. Belajar percaya sama orang lain. Jangan pernah merasa paling bisa karena sejatinya, bisa itu hanya kepunyaan ular. Hati-hati kena bisa ular #lah

Tapi, Jangan Kecewa Suatu Hari
Kita tidak lupa bahwa yang berhak untuk kita taruh pengharapan penuh adalah Allah semata. Karena Allah adalah satu-satunya Dzat yang tidak bakal membuat kecewa. Beda ya dengan manusia. Maka, jangan kecewa jika suatu hari kita merasa ada hal yang tidak sesuai selama prosesnya. Wajar.

Jangan kaget jika nanti ada kecewa. Boleh jadi, kita yang terlalu berharap. Berharap pada makhluk memang ada resikonya. Jadi, siap siap aja. Dulu saya pernah dikasih tau Mbak Lego, katanya, "Yang paling bisa diandalkan adalah diri kita sendiri." Jadi siap siap aja dengan segala resiko di depan dan minimalisir dramanya tolong. Wkwk.

Kamu Pemenang
Untuk siapapun orang-orang yang sedang berjuang, selamat! Kamu adalah pemenang. Ingat hadist yang bilang bahwa "Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat". Dan kamu sedang melakukannya sekarang, yeay! Jangan pernah lelah ya, jangan pernah lelah. Di mata saya kamu keren! Tidak perlu cantik tidak perlu ganteng. Dengan bermanfaat, kamu sudah sangat keren!

Yang sedikit ini sebenarnya untuk pengingat dan semangat jika suatu hari kita banyak beloknya. Ehe. Penghormatan terbaik untuk rekan-rekan organisasi saya. Terima kasih teman! dari kalian saya banyak belajar!

Comments

Popular posts from this blog

Book Review : Art of Dakwah

Menghadapi Perempuan