Supermentor-22 : Resep Sukses, Life Skills, dan Etos Kerja untuk Generasi Abad-21
Sabtu malam
kemarin (14/04) Senat Mahasiswa Politeknik Statistika (Polstat) STIS
melaksanakan Pengkaderan Internal II, salah satu proker rutin dari Unit PSDM.
Pengkaderan Internal kali ini berbeda dari sebelumnya. Jika sebelumnya PSDM
mengundang speaker ke kampus untuk mengisi materi, kali ini
pesertalah yang bergerak ke luar untuk mencari.
Kan
ilmu itu dicari, bukan ditunggu. Ok.
Dialah Supermentor-22! Salah satu acara rutinnya Foreign Policy
Community of Indonesia (FPCI) yang kali ini menjadi pilihan PSDM.
Supermentor-22 ini menampilkan pembicara-pembicara yang sejak awal saya melihat
posternya, pikiran pertama saya adalah : Wagelaseeh! Ngga mungkin
banget ngga sih ngga join ginian? Kebetulan banget akhir-akhir ini lagi sering
krisis jati dan kepercayaan diri. Butuh ilmu-ilmu baru, butuh spirit charging
yang macam gini banget!
Nah
di postingan kali ini, saya mau share tentang hal-hal yang saya dapatkan
kemarin. Sebenarnya lebih ke nulis untuk diri sendiri sih agar dapat diingat
lagi di lain waktu. Agar jika suatu saat mengalami situasi diri yang sedang
tidak well-well banget, bisa baca-baca di sini lagi. Karena kalau
tidak ditulis, apa yang saya dengar cepat sekali menguap dan hilang. Kan
sayang.
Okay,
berikut apa yang saya dapat dari speakers. Tidak terlalu
lengkap, tapi semoga tetap bermanfaat :)
Achmad Zaky,- CEO Bukalapak
Achmad Zaky banyak bercerita tentang
awal mula Bukalapak terbentuk, sepak terjangnya, hingga kesuksesan yang telah
beliau tuai sekarang. Bukalapak : salah satu pasar online terkemuka di
Indonesia yang telah menjadi perusahaan Unicorn. Telah berhasil menyediakan
lapak untuk siapapun yang ingin menjual ataupun membeli. Telah berhasil
menghidupi kurang lebih 1500 karyawan. Dan telah menjadi lain-lain yang tidak
dapat saya sebutkan di sini satu per satu.
Siapa
mengira bahwa awalnya, Bukalapak terbentuk dari ide liar seorang mahasiswa
tingkat awal yang mengajak kolaborasi teman kosnya. Bukalapak terbentuk dari
kamar kosan, begitu Achmad Zaky mengistilahkan. Beliau dan temannya
berbagi tugas untuk mewujudkan ide yang ada di kepala. Bukalapak akhirnya
tumbuh dan terus tumbuh. Hingga sekarang. Lalu, apa kunci dari kesuksesan yang
didapat selama ini?
1. Perbanyak kegagalan
Memperbanyak kegagalan berarti berani
memperbanyak peluang. Apapun kesempatan dicoba aja. Hasil dipikir belakangan.
Karena katanya, kita tidak akan berubah kalau kita sendiri tidak berani
mencoba. Karena katanya, kita tidak akan berhasil kalau kita sendiri tidak
berani untuk gagal.
“Saya dulu punya uang dari hasil lomba.
Lalu saya bertemu seseorang di sekitar kampus saya yang bisanya bikin mie ayam.
Karena ingin membantu dan memulai berlatih usaha, yaudah, kami berdua bikin
warung mie ayam. Jalan ngga? Jalan kok. Enam bulan duit saya habis. Ya, sebelum
seperti ini, saya juga pernah gagal. Namun itulah yang menjadi pembelajaran.”
Achmad Zaky tidak pernah mundur. Beliau
mencoba hal lain, berlatih usaha lagi, rajin baca buku bisnis, dll. Dan
akhirnya, see? Beliau punya Bukalapak. Itu semua belum tentu
terjadi kalau misal dulu, beliau hanya kuliah-kuliah saja tanpa mau mencoba
kegagalan.
“Saya juga pernah ditawari project
membuat software. Walaupun awalnya saya belum bisa, tapi saya iyain aja. Kan
semua hal dapat dipelajari di google, demikian pikir saya. Saya beneran bikin
dan jadi. Dulu saya mematok harga 1.500.000 dan saya kemudian tahu kalau itu
bisa berharga ratusan juta sebenarnya. Tapi tak apa. Kala itu, proses
penciptaan dan istilah berhasillah yang saya cari”
Pokoknya berani saja berkata iya. Oke
siap, kak!
2. 2. Find our purpose
“Tentukan tujuan dan itu bukan uang.
Segala hal yang ingin kita raih, sejak awal diniatkan tidak untuk uang. Namun
pembelajaran. Karena uang banyak malah dapat menjadi godaan. Mending
dibelikan rumah atau apa yang penting tidak menimbun banyak uang.”
Ketika sudah tau tujuan kita mau apa,
maka eksekusi. Komitmen terus untuk berusaha menumbuhkan apa yang ingin kita
raih. Terus dan terus hingga berhasil sampai kita memiliki self-confidence yang
dapat menjadi penguat kita untuk terus melakukan lagi dan lagi.
Bima Arya,- Walikota Bogor
Pak Bima Arya merupakan seorang dosen sekaligus politikus Indonesia. Beliau
menjabat sebagai dosen di Universitas Paramadina sekaligus Walikota Bogor. Dari
apa-apa yang telah beliau raih semasa hidupnya, banyak sekali pembelajaran
untuk para kawula muda yang akan menjadi generasi penerusnya di masa depan.
Pada Supermentor-22 ini, Pak Bima berbicara tentang Millenial Challenge.
Tentang fenomena millennial yang tidak hanya dihadapi sejuta kesempatan, tetapi
juga sejuta tantangan.
3F; tiga kunci dari Pak Bima Arya untuk millennial dalam menghadapi kesempatan
sekaligus tantangan. Check it out!
1. FOCUS
Anak muda harus punya tujuan. Kita harus punya tujuan. Agar paham mau
seperti apa diri kita di masa depan nanti. Pak Bima Arya mengemukakan bahwa ada
dua konsep pemuda, yaitu :
Passion dan
Prediction
Dua hal yang harus dimiliki beriringan,
tidak cukup hanya salah satu. Orang-orang yang memiliki passion berarti sudah
paham mau kemana dan dengan cara apa dirinya berjalan nanti. Orang-orang yang
mengerti apa yang istimewa dari dirinya dan bagaimana mengembangkan
keistimewaannya. Orang-orang dengan passion adalah org yg interest dalam
berinteraksi, suka banyak bertemu orang, dan tidak hanya terkungkung dengan
rutinitas. Atau dengan kata lain, berani untuk keluar dengan zona nyaman.
“Semakin cepat ketemu passion, semakin cepat jadi sukses.”
Jadi setiap orang jelas memiliki
passion, pun termasuk kita. Bedanya satu orang dengan orang lainnya adalah
kecepatan dalam menemukan atau sadar dengan passion yang ia punya. Kamu
apa kabar, Mel? :” Lalu about prediction, setiap
millennial harus mampu membuat perkiraan tentang kemampuan yang ia
punya.Seberapa yang mau ia kembangkan dan kapan waktu-waktu pencapaian yang ia
inginkan. Kapan, mel?”
Kata Pak Bima, ada tiga type anak muda jaman
now, yaitu :
a. Anak
muda yang asik sendiri dengan dirinya
b. Anak
muda yang tidak tahu mau kemana
c. Dan
anak muda/ generasi yang sudah selesai dengan dirinya
Lalu kita termasuk type yang
mana ya? Semoga kita dapat terus belajar untuk menjadi type ke c ya. Yang sudah
selesai dengan dirinya. Yang sudah mampu menyelesaikan segala keresahan diri,
sehingga bisa bersiap untuk orang lain juga. Tidak hanya diri sendiri.
2. FIGHT
Millenial harus selalu siap untuk
berjuang menghadapi tantangan. Never forget what you are fighting
for the bigger picture. Jangan pernah lupa walau di tengah jalan
ya, jangan pernah lupa.
“Juga, fight gabisa sembarang fight.
Ingat apa yang dari awal kita perjuangkan. Dengan ingat, itu akan membuat kuat,
akan membuat kita on the track. Hidup sekali, hidup harus punya arti.”
Pak Bima menyampaikan kalimat yang
dunia pernah mendengar bahwa, hati hati dengan pikiran karena pikiran bisa jadi
kata kata. Hati hati dengan kata kata karena bisa jadi tindakan. Hati hati
dengan tindakan karena bisa jd kebiasaan. Hati hati dengan kebiasaan karena
bisa jadi karakter. Hati-hati dengan karakter karena bisa jadi hidup anda.
Dan jangan pernah lupa untuk terus belajar dan memperjuangkan,
kompetensi itu 30%, skill yang 70%.
3. FRIENDSHIP
Satu hal yang mungkin kita bisa lupa
adalah persahabatan. Friendship. Friends always be
friends. Jadi gubernur ada ujungnya, jd CEO ada akhirnya. tp
persahabatan selamanya. All about friendship. Yuk kita gunakan
kesempatan yang masih ada ini tidak melulu tentang peruntungan diri sendiri,
tapi orang lain.
Dan akhir kata dari Pak Bima
adalah Do ur best and God will give the rest.
Ridwan Kamil,- Walikota Bandung
Pict source : me |
Pak Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil merupakan…wagelaseeh pakai
dijelasin lagi? Sepertinya tidak perlu ya hihi, secara Kang Emil merupakan
salah satu tokoh Indonesia yang memang hitz bat baik di dunia nyata maupun di
media sosial. Kang Emil, Walikota Bandung yang baru saja purna ini sudah tidak
perlu dipertanyakan lagi kiprahnya selama menjadi walikota. Banyak sekali
perubahan jelas terlihat, mulai dari infrastruktur Kota Bandung yang makin
rapi, pengadaan banyak Ruang Terbuka Hijau (RTH), restorasi sungai, pembangunan
Taman Film Cantik, dan seabrek program kreatif lainnya berhasil menjadikan Kota
Bandung sebagai kota berperingkat 1 setelah sebelumnya berada di peringkat
300an. Bukan main!
Saya sendiri, to be honest, merupakan follower berat
instagram Kang Emil. Habisnya selain oke punya, doi lucu juga dah di
tiap captionnya. Hehe. Oke skip.
Nah di Supermentor kali ini, Pak Ridwan Kamil sebagai pembicara terakhir
menyampaikan fenomena tentang dunia era kini dan tips-tipsnya. Penasaran
jangan? Cus lah.
1. Dunia Sedang Kompetitif
Menurut Pak Ridwan Kamil, hal pertama
yang perlu kita lakukan adalah menambah softskill, “karna orang kayak kamu
tu makin banyak.” Millenial harus pinter cari peluang, apalagi dengan
digital.
2. Dunia Makin Ekstrim
“Dunia makin sedikit yang offline.
Segala hal sudah menjadi online. Manfaatkan dengan baik, tapi teknologi jangan
menjauhkan pada kemanusiaan.”
3. Dunia Makin Berbahaya
Jika tidak berhati-hati, bisa saja kita
menjadi warganet yang kalah oleh bahaya dunia ini. Contoh sederhananya adalah
perilaku di media sosial. Kita bisa melihat banyak sekali hal buruk terjadi
secara online. Debat di kolom komentar, hate speech, and many others. “Beda
kebudayaan tetap berteman, beda keyakinan ngga usah musuhan.”
Kita sebagai millennial seharusnya
paham betul bahwa hari ini bukan lagi tentang mencari informasi, tapi memilah.
Karena informasi terlalu banyak. Lalu cara membedakan hoax?
“Kalo tidak muncul di kantor berita
mainstream, bisa disimpulkan sendiri. Karena kalau berita benar, pasti
diberitakan di kantor berita mainstream.”
4. Dunia Makin Terkoneksi
Apa apa berlangsung online. Sudah tidak ada batas. Lalu tugas kita
adalah “Jangan jadi buih buih di lautan, banyak tapi nga ngaruh. “
Harus jadi millenial yang kompetitif.
Selain itu Kang Emil juga menyampaikan kalau Indonesia mau jd negara
hebat, harus demokrasi damai kondusif.
Lalu pesan-pesan Kang Emil untuk kita nih gaesss, saya sampaikan
point-pointnya sahaja yha:
1.Kualitas Millenial
Knowledge is power, but character is more
2. Agen Perubahan
Cari ladang amalnya.
3. Pengambil Resiko
Yang tidak berani, jadi pecundang.
Allah selalu bersama mereka yang pemberani.
4. Visioner
Adalah menjadi orang yg bisa membaca 5 th lagi mau jadi apa, 10 th ke
depan mau jadi apa. Indonesia butuh generasi baru yg bisa berpikir bukan untuk
hari ini tapi masa depan.
Dan juga ketika sudah tercapai nanti, “Jangan pernah bekerja
cari penghargaan, jangan bekerja cari pujian .”
5. Inovatif
Level tertinggi dr kreativitas
6. Determinasi
"Jangan minta dimudahkan urusan, tp dikuatkan pundak"
“Mimpi boleh melangit, tapi kaki tetap membumi
Kepemimpinan terbaik adalah dengan teladan.”, sekian dari Kang Emil.
Hatur nuhun.
Ternyata, bikin
postingan ginian itu seharusnya tydac satu hari. Wkwk. Tapi kalau tidak
diselesaikan langsung, ntar kapan selesainya ye kan. Yaaash, dan akhirnya
selesai sudah apa yang saya dengar dan terima di Supermentor-22 kemarin. Hanya
ada tiga, seharunya empat. Pak Dino Patti Djalal, maaf ya pak. Saya sama sekali
belum kepikiran nyatat pas Pak Dino berbicara, saking bersemangatnya saya.
Hehe. Juga tidak sempat mengabadikan karena terlalu sibuk excited mendengarkan,
jadilah banyak gambar diambil dari sumber lain. Ndakpapa. Ndakpapa. Sekian,
semoga dapat dibaca terus ya Meel buat pengingat diri sendiri. Syukur-syukur
ada orang lain yang ikutan baca juga, tapi sepertinya tidak. Yaudah, aku paksa
Safi baca aja, biar ada yang baca :( wkwkwk. Selamat malam!
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca. Semoga ada manfaat dan selamat berkelana.